Recent Reader

Kamis, 14 Februari 2013



PERCOBAAN PADA KESETIMBANGAN BENDA


Tujuan :
Untuk mengetahui dan membuktikan kesetimbangan pada benda
Dasar teori :
            Suatu benda akan setimbang bila resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap satu titik sembarang sama dengan nol.
Kesetimbangan adalah keadaan tak bergerak atau keadaan bergerak lurus beraturan.

τ = ∑ F. ℓ

Dua syarat penting kesetimbangan benda yaitu :

Translasi : ∑fx = 0 dan ∑fy = 0

Macam – macam kesetimbangan :

1. Kesetimbangan stabil

Kesetimbangan stabil adalah kesetimbangan benda yang mantap. Pada kesetimbangan stabil jika suatu benda diberi gangguan lalu gangguan tersebut dihilangkan maka benda akan kembali ke posisi semula.kesetimbangan stabil ditandai dengan naiknya titik suatu benda diganggu.

2. Kesetimbanga labil

Kesetimbangan labil adalah kesetimbanagan benda yang jika gangguan dihilangkan, benda tidak kembali ke kedudukan semula, tetapi mengalami perubahan kedudukan. Kesetimbangan labil ditandai dengan turunnya titik berat suatu benda diganggu.

3. Keseimbangan indenferensi ( netral )

Kesetimbangan indenferensi adalah kesetimbangan benda yang jika pada benda dilakukan gangguan, maka titik berat benda selalu terdapat dalam satu garis lurus. Kesetimbangan netral ditandai dengan tidak berubahnya ketinggian titik benda walaupun ada gangguan pada benda.
Alat dan bahan :
1.      Set percobaan kesetimbangan
2.      Beban 10 gram
Langkah percobaan :
1.      Pasanglah set percobaan kesetimbangan dan pastikan dalam keadaan setimbang
2.      Letakkan beban 10 gram di posisi 3 lengan sebelah kiri, lalu letakkan beban yang      lain di lengan sebelah kanan agar keadaan setimbang
 3.      Catat beberapa massa dan posisi benda di lengan sebelah kanan, masukkan ke dalam     tabel
4.      Ulangi 5 – 6 kali untuk beban beban yang lain yang penting posisi setimbang

Lengan Kiri
Lengan kanan
m
l
Massa ( m )
Panjang
M
1
m
l
m
l
m
l


10
8
80
1
40
2
20
4
10
8


10
10
10
10
20
5
50
2




10
6
30
2
20
3
10
6
60
1


10
4
40
1
20
2
10
4




10
2
20
1
10
2






20
5
50
2













Pertanyaan :

1.      Tunjukan hubungan antara massa m dan panjang l untuk lengan sebelah kanan dan          kiri
2.      Bagaimana kesimpulan saudara?
3.      Berikan contoh kehidupan sehari – hari yang menggunakan kesetimbangan
      ( 3 contoh )

Jawaban :

1.      ( Σ m. l ) kiri = ( Σ m. l ) kanan
2.      kesimpulan :
dalam memperoleh kesetimbangan benda dengan massa m tidak berarti. Massa benda dan jarak benda dari pusat massa lah yang mempengaruhi kesetimbangan benda.
3.      Contoh dalam kehidupan sehari – hari:
1.      Permainan jangkrit – jungkrit
2.      Timbangan
3.      Neraca

Kesimpulan :

            Kesetimbangan benda pada lengan kiri dan lengan kanan adalah saling menyeimbangkan antara beban pada lengan kiri dan kanan, sehingga jika di gabungkan maka hasilnya sama.














PERCOBAAN MELDE ( GETARAN PADA TALI )

Tujuan :

Ø  Untuk mengetahui bentuk getaran pada tali
Ø  untuk mengetahui panjang gelombang tali
Ø  Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap panjang gelombang
             
Dasar teori :

            Bila seutas tali dengan tegangan tertentu di getarkan secara terus menerus akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah gelombang. Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika ke dua ujungnya tertutup, maka gelombang pada tali itu akan terpantul pantul dan dapat menghasilkan gelombang.
Stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang asalkan dipenuhi L = n ½ λ
n = 1, 2, 3, …….
Yang panjang tali ( L ) merupakan kelipatan bilangan bulat dari setengah panjang gelombangnya. Laju rambat gelombang tali V = √ F/ μ
            V = laju perambatan gelombang tali ( m/ s)
            F = tegangan tali ( N )
            μ = massa rapat linear tali ( kg / m )
bila  gelombang tali mempunyai panjang gelombang λ, maka frekuensi Vibrator yang ditimbulkannya : F = μ / λ.

Alat dan Bahan :
1.      Set medle
2.      Beban
3.      Tali

Langkah percobaan :
1.      Siapkan alat seperti gambar
2.      Getarkan tali dengan menombol on, lalu ukur panjang gelombang, catat dan masukkan dalam table
3.      Ulangi langkah kedua dengan merubah massa bebannya
4.      Ulangi langkah di atas dengan mengganti besarnya tali

Data pengamatan :
No
Massa Beban
Tali
Panjang 1 gelombang
kesimpulan
1
20
besar
16 cm

2
30
21 cm
3
40
25 cm
4
50
27 cm
5
20
kecil
65 cm
6
30
80 cm
7
40
100 cm
8
50
110 cm

Pertanyaan :

1.      Bagaimana bentuk gelombang tali
2.      Bagaimana panjang gelombang, jika massa beban ditambah?
3.      Bagaimana panjang gelombang, jika massa beban dikurangi?
4.      Bagaimana panjang gelombang, jika tali diperbesar?
5.      Bagaimana kesimpulan saudara?

Jawaban :

1.      Gelombang tali berbentuk gelombang transversal
2.      Massa beban di tambah panjang gelombang semakin besar
3.      Massa beban dikurangi panjang gelombang semakin kecil
4.      Jika tali di perbesar panjang gelombang semakin kecil
5.      Kesimpulan :
Panjang gelombang tergantung pada massa dan tali.
Tali dan panjang gelombang selalu berbanding terbalik,
Sedangkan massa beban dan panjang gelombang selalu berbanding lurus



































PERCOBAAN AYUNAN SEDERHANA

Tujuan :
·      Untuk menghitung periode ( T ) ayunan
·      Untuk menghitung percepatan grafitasi bumi (g )
Dasar teori :
            Getaran merupakan gerak bolak – balikyang berlangsung secara periodik melalui titik keseimbangan.
Contohnya: getaran beban pada ayunan dan getaran beban pada pegas
1.      satu getaran adalah  gerak dari a ke b kemudian ke c dan kembali ke a lagi
( gerak a – b – a- c –a )
2.   Periode getaran ( T ) adalah waktu yang diperlukan beban untuk melakukan
      satu getaran lengkap
      Pada bandul sederhana berlaku:
            T = 2Л √ l/g
            L = panjang bandul
            G = percepatan bandul
            Frekuensi getaran (f ) adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu
3.   Simpang getarab adalah jarak dari kedudukan setimbang ( a ) ke kedudukan benda pada suatu saat
4.   Amplitude getaran ( A ) simpangan paling besar , jadi amplitudo getaran adalah jarak AB atau jarak BC. A = ½ . AC. Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu getaran merupakan periode ( T ), maka
T = 1/ f
Atau
f = 1/T

            beban yang diikat pada ujung tali ringan yang massanya dapat diabaikan disebut bandul. Jika beban ditarik ke satu sisi kemudian dilepaskan, maka beban akan terayun melalui titik kesetimbangan menuju ke sisi lain.
Bila amplitude ayunan kecil, maka bandul sederhana itu akan melakukan getaran harmonic.
Bandul dengan massa m di gantung pada seutas tali yang panjang l. ayunan mempunyai simpangan anguler θdari kedudukan seimbang gaya pemulih adalah komponen gaya tegak lurus tali.
            F =-mg sinθ
          F = ma maka :
            ma = -mg sinθ
          a = -g sinθ
untuk getaran selaras θ kecil sekali sehingga sin θ = 0. simpangan busur
s = l . θ
maka persamaan menjadi:
            a = - g a/l
dengan persamaan periode getaran harmonic
T = 2π√ -s/a maka dapat menjadi:
T = 2π√ -s/-gs/l atau T = 2π√l/g atau g = 4π2l / T2
Keterangan :
l = panjang tali ( m )
g = percepatan grafitasi ( ms-2 )
T = periode bandul sederhana (s )

Alat dan bahan :
1.      Bandul
2.      Tali
3.      Statif
4.      Busur dan penggaris
Langkah kerja :
1.      Pasanglah bandul pada statif seperti pada gambar, dengan panjang tali ± 40 cm
2.      Simpangkanlah bandul ± bersudut 100, lalu biarkan berayun
3.      Catat waktu dengan stopwatch untuk lima kali ayunan
4.      Ulangi hingga tiga kali
5.      Ulangi untuk delapan ayunan hingga tiga kali
6.      Ulangi untuk sepuluh ayunan untuk tiga kali
7.      Masukkan hasil pengamatan  dalam tabel pengamatan


Tabel pengamatan
No
Panjang Tali
Banyaknya ayunan (n)
Waktu (t)
Periode (T)=t/n
Percepatan grafitasi (g)
Rata-rata percepatan grafitasi (g)
1
40
5
6,04
1,20
10,8




9,23
2
6,4
1,28
9,6
3
6,6
1,32
9,0
4
10
13,1
1,31
9,1
5
13,1
1,31
9,1
6
13,4
1,34
8,7
7
15
20
1,33
8,9
8
19,9
1,32
8,96
9
2o
1,33
8,9

Pertanyaan :
            1. Hitung periode getaran!
2. Hitung percepatan grafitasi bumi!
3. Hitung rata – rata percepatan grafitasi bumi!
Jawaban :

1)      1.   T = 6,04 : 5 = 1,028
2.      T = 6,4 : 5 = 1,28
3.      T = 6,6 : 5 = 1,32
4.      T = 13,1:10= 1,31
5.      T = 13,1:10=1,31
6.      T = 13,4:10=1,34
7.      T = 20:15=1,33
8.      T = 19,9:15=1,32
9.      T = 20:15=1,32
2)      1. g = 4π2 X panjang tali
       = 4* (3,14^2) * 40 / 1,208^2
       = 10,8
2. g = 4* (3,14^2) * 40 / 1,28^2
             = 9,6
      3. g = 4* (3,14^2) * 40 / 1,32^2
             = 9,0
      4. g = 4* (3,14^2) * 40 / 1,31^2
       = 9,1
5. g = 4* (3,14^2) * 40 / 1,31^2
       = 9,1
6. g = 4* (3,14^2) * 40 / 1,34^2
       = 8,7
7. g = 4* (3,14^2) * 40 / 1,33^2
       = 8,9
8. g = 4* (3,14^2) * 40 / 1,32^2
       = 8,96
9. g = 4* (3,14^2) * 40 / 1,32^2
       = 8,9
3)      Percepatan rata – rata grafitasi bumi
g = g1+g2+g3+g4+g5+g6+g7+g8+g9/9
   = 10,8+9,6+9,0+9,1+9,1+8,7+8,9+8,96+8,9/9
   = 835, 77













PERCOBAAN MEMADUKAN GAYA


Tujuan :
Untuk mengetahuui hasil penjumlahan gaya

Dasar Teori :
          Gaya merupakan sebuah konsep ( gagasan ) dan hasil pemikiran yang sering dijelaskan dengan kata “ tarikan atau dorongan “ yang memiliki arah.
Gaya merupakan besaran vektor.
Gaya dapat mengubah kecepatan atau menghasilkan percepatan dan mampu pula mengubah arah gerak.
Gaya juga dapat menyebabkan benda mengalami lendutan dan perubahan bentuk serta perilaku.
            Perubahan – perubahan yang dialami suatu benda terjadi akibat adanya interaksi antara benda tersebut dengan benda  lain.
Gaya dapat digambarkan dengan diagram vektor.
Resultan ( jumlah ) ke dua vektor adalah:  
            R = √v12 + v22 + 2v1 . v2 cos α
Sehingga:
            R = √m12 + m22 + 2m1 . m2 cos α
Alat dan bahan :
1.      Beban 50 gram, 20 gram, 10 gram
2.      Benang
3.      Katrol
4.      Paku
5.      Busur

Langkah percobaan :
1.      Siapkan alat seperti gambar dengan beban m1 = m2 = R = 50 gram
2.      Ukurlah berapa sudut alpha
3.      Ulangi langkah 1 dan 2 dengan mengganti – ganti beban m1, m2, atau R
4.      Masukkkan hasil pengamatan dalam tabel pengamatan

Tabel pengamatan

m1
( gram )
m2
( gram )
R ( gram ) hasil pengamatan
Alpha
R hasil perhitungan
50
50
50
115
53,85
20
50
50
85
55,4
30
50
50
100
53,7
30
60
50
110
57,23
40
50
70
90
64,03

Pertanyaan :
1.      hitunglah harga R dengan rumus
2.      Bandingkan antara R hasil perhitungan dengan R hasil pengamatan
3.      Bagaimana kesimpulan saudara ?

Jawaban :
            1. a. R = √mo2 + m12 + 2.mo.m1.cos α        
           = √502 + 502 + 2.50.50 cos 115
           = √2500 + 2500 + 5000. -0, 42
           = √2900
           = 53, 85 N
1. b. R = √mo2 + m12 + 2.mo.m1.cos α
           = √202 + 502 + 2.20.50 cos 85
           = √400 + 2500 + 2000. 0,087
           = √3074
           = 55,4 N
1. c. R = √mo2 + m12 + 2.mo.m1.cos α
           = √302 + 502 + 2.30.50 cos 100
           = √900 + 2500 + 3000. -0, 17
           = √2890
           = 53, 7 N

1. d. R = √mo2 + m12 + 2.mo.m1.cos α
           = √302 + 602 + 2.30.60 cos 110
           = √900 + 3600 + 3600. -0, 34
           = √3276
           = 57, 23 N
1. e. R = √mo2 + m12 + 2.mo.m1.cos α
           = √402 + 502 + 2.40.50 cos 90
           = √1600 + 2500 + 4000. 0
           = √4100
           = 64, 03 N
2.   R hasil perhitungan dan R hasil pengamatan berbeda.
      dimana R hasil perhitungan selalu lebih besar di setiap percobaan.
      Disini diakibatkan oleh beberapa factor yang mempengaruhi.
3.   Kesimpulan :
Jika massa benda semakin berat dan resultan ( R ) tetap maka sudut yang  dibentuk akan semakin besar pula.


















PERCOBAAN LENSA PLAN PARALEL


Tujuan :
·      Untuk mengetahui letak bayangan pada lensa plan paralel
·      Untuk mengetahui sifat bayangan pada lensa plan paralel
·      Untuk mengetahui jalannya sinar pada lensa plan paralel
Dasar teori :
            Kaca plan paralel merupakan sebuah kaca tebal yang memiliki sisi yang berhadapan saling sejajar . pembiasan pada kaca pada plan parallel mengakibatkan sinar datang sinar bias dari kaca tersebut mengalami pergeseran. Besarnya pergeseran sinar tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
            t = d sin ( i – r ) / cos r
keterangan: t = pergeseran sinar
                   d = tebal kaca
                    i = sudut datang
                    r = sudut bias
            pembiasan pada kaca plan parallel sinar yang keluar dari kaca akan sejajar dengan sinar datang  mula-mula karena kedua sisi kaca sejajar.
Alat dan bahan :
1.      kertas kuarto
2.      kaca plan parallel
3.      jarum pentul
4.      busur
Langkah kerja :
1.      Letakan lensa plan parallel di kertas kuarto, buatlah blok lensa plan parallel
2.      Tancapkan dua jarum pentul di depan lensa plan parallel
3.      Tancapkan lagi dua jarum pentul disisi yang lain sehingga ke empat jarum pentul tersebut membentuk satu garis lurus
4.      Lepaskan lensa plan parallel, dan jarum pentul
5.      Buatlah garis dari dua jarum pentul disisi yang sama
6.      Buatlah garis normal
7.      Ukurlah sudut datangnya ( i ), dan sudut biasnya ( r ) serta sudut bias yang keluardari lensa ( r’ )
8.      Ukurlah pergeseran sinar yang datang mula-mula dan yang keluar (d )
9.      Masukan hasil pengamatan dalam tabel pengamatan
Tabel pengamatan
No
I
r
i’
r’
D
1
52
35
53
35
2,5 cm
2
40
24
40
23
1,8 cm
3
40
26
42
26
2,0 cm
4
42
28
43
28
1,8 cm

Pertanyaan :
1. bandingkan sudut i denga r, mana yang lebih besar? Apakah sudut r menjauhi  
                garis normal ? mengapa ?
2. bandingkan sudut r dengan sudut i’ , manakah yang lebih besar ? mengapa
    demikian ?
3. bandingkan sudut i dengan sudut r’ manakah yang lebih besar ? mengapa
    Demikian ?
4. berapa cm pergeseran sinar dating ke sinar bias (D) ?
5. bagaimana kesimpulan saudara ?
Jawaban :
            1. sudut i lebih besar dari pada sudut r , sudut r mendekati garis normal, karena 
                seberkas sinar datang yang merambat dari medium kurang rapat ke medium
                yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal sehingga sudut datang
                lebih besar daripada sudut bias ( i > r )
            2. besar sudut r dan i hampir sama besar, karena sinar yang merambat sama-sama
                dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati
                garis normal
            3. besar sudut i dan r hampir sama , karena sama-sama menjauhi garis normal dan
                Sama berada pada medium kurang rapat
            4. pergeseran sinar datang ke sinar bias adalah :
       a.Data 1     t = D Sin ( i – r ) / cos r
             t = 2,5 sin(52-35) / cos 35
             t = 2,5 sin 17 / cos 35
             t =  2,5x 0,96 / 0,90
             t = 2,66 cm
                  b.Data 2     t = 1,8 sin(40-23) / cos 23
                                        t = 1,8 sin 17 / cos 23
                                        t = 1,8x0,96 / 0,53
                                        t = 3,26 cm
                   c. Data 3       t = 2 sin(40-26) / cos 26
                                         t = 2 sin 14 / cos 26
                                         t = 2x0,99 / 0,64
                                         t = 3,09 cm
                  d. Data 4        t = 1,8 sin(42-28) / cos 28
                                         t = 1,8 sin 14 / cos 28
t = 1,8x0,99 / 0,96
t = 1,85 cm
            5. kesimpulan: pembiasan dari kaca ke udara arahnya berlawanan dengan
                pembiasan dari udara ke kaca.


                                                                                                           









PERCOBAAN PEMBIASAN PADA LENSA CEMBUNG
 ( BIKONVEK )

Tujuan :
            Untuk mengetahui bayangan hasil pembiasan
            Untuk mengetahui hasil focus cermin
            Untuk mengetahui sifat – sifat bayangan
Dasar teori :
            Lensa adalah suatu system optic yang dibatasi dua alat atau lebih.
Permukaan pembias dengan sumbuu utama saling berimpit.
Lensa cembung merupakan suatu lensa bagian tengahnya lebih besar dari pada bagian tepinya. Sinar – sinar bias pada lensa cembung bersifat mengumpul ( konfergen ) sehingga lensa ini disebut lensa konfergen. Lensa cembung memiliki bagian tengah lebih tebal dari pada bagian tepinya.
Alat dan bahan :
1.      Lensa cembung
2.      Meja optic dan perangkatnya
3.      Lilin dan korek api
Langkah kerja :
1.      Siapkan lensa cembung dan seperangkat meja optic
2.      Atur posisi lensa dan lilin seperti pada gambar
3.      Nyalakan lilin, letakkan di depan lensa pada jarak s =  tak hingga, carilah bayangannya
4.      Ukurlah jarak bayanga ( s’ ) dan amti sifat bayangannya
5.      Ulangi untuk s = 30 cm, 40 cm dan 50 cm
6.      Ulangi untuk lensa yang lain
7.      Masukkan hasil pengamatan dalam tabel







Tabel data
No
S
S’
F
1
Tak hingga


2
30
29
15
3
40
27
15
4
50
23
15
5
60
21
15

Pertanyaan :
1.      Tentukan focus lensa ( pada S = tak hingga )
2.      Tentukan letak bayangan dengan menggunakan rumus 1/S + 1/ S’ = 1/f
3.      Bandingkan hasil pengamatan dengan hasil perhitungan
4.      Bagaimana sifat – sifat bayangan ?
5.      Jika letak benda semakin di dekatkan ke lensa bagaimana sifat bayangan ?
6.      Jika letak benda semakin dijauhkan dari lensa bagaimana sifat bayangan ?
Jawaban :
1.      Fokus lensa pada S tak hingga adalah : tak hingga

2.      Letak bayangan : 1/s+1/s’ = 1/F
1.      1/30+1/s’ = 1/15
S’ = 30
                                                2.   1/40+1/s’ = 1/15
                                                      S’ = 24
                                                3.   1/50+1/s’=1/15
                                                      S’ = 21,4
                                                4.  1/60+1/s’= 1/15
                                                                                 S’ = 20
3.   Hasil perbandingan antara hasil perhitungan dan hasil pengamatan terdapat
      Keselisihan angka  
            4.   Sifat – sifat bayangan :
                        Nyata, tegak diperbesar
5.      Jika letak benda semakin didekatkan ke lensa maka sifat bayangan adalah : Nyata,
Tegak, diperbesar
6.      jika letak benda semakin dijauhkan dari lensa maka sifat bayangan adalah : Nyata,
tegak, diperkecil

Kesimpulan :
            Pada percobaan tersebut menghasilkan sifat – sifat bayangan yang dipengaruhi oleh
            letak benda yang ditentukan.

























PERCOBAAN PEMANTULAN
CERMIN CEKUNG ( KONKAF )

Tujuan : untuk mengetahui bayangan hasil pemantulan
              Untuk mengetahui fokus cermin
              Untuk mengetahui sifat-sifat bayangan
Dasar teori :
            Pemantulan cahaya pada cermin cekung :
·         Sinar datang sejajar sumbu utama di pantulkan oleh cermin melalui titik focus f
·         Sinar datang melalui titik focus f di  pantulkan oleh cermin sejajar sumbu utama
·         Sinar datang melalui titik pusat lengkung di pantulkan kembali oleh cermin           melalui titik yang sama
Melukis pembentukan bayangan pada cermin cekung
Benda AB berada di depan M, maka bayagan A’B’ yang terbentuk berada diantara titik M dan F. sifat bayangan : Nyata, diperkecil dan terbalik, maka disimpulkan:
v  Makin dekat letak benda di depan cermin cekung , makin diperbesar bayangannya
v  Bayangan nyata selalu terletak didepan cermin dan terbalik
v  Bayangan maya selalu terletak dibelakang cermin dan di perbesar

Hubungan jarak focus f dan jari – jari lengkung cermin R jarak titik pusat lengkung M ke titik tengah cermin O, yakni MO, disebut jari – jari lengkung cermin R, jarak titik focus F ke titik tengah cermin O, yakni FO, disebut jarak focus F

            F = ½ R

Perbesar bayangan
            Ukuran bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekungdapat diperbesar atau diperkecil dari benda. Perbesar linear didefinisikan sebagai perbandingan antaratinggi bayangan dan tinggi benda.

            P = h’/h           P = perbesaran linear
                                    h = tinggi benda
                                    h’= tinggi bayangan
ü  Bila P bertanda negative ( - ) maka bayangan adalah : nyata dan terbalik terhadap bendanya
ü  Bila P bertanda positif ( + ) maka bayangan adalah  : maya dan tegak terhadap bendanya
Menentukan hubungan antara jarak benda S dan jarak bayangan S’
            1/s +1/s’ = 1/f
            Persamaan diatas disebut rumus umum cermin cekung dan cermin lengkung
            Syarat untuk menggunakan rumus umum cermin lengkung :
o   S bertanda (+) bila benda terletak didepan cermin (benda nyata)
o   S bertanda (-) bila terletak di belakang cermin (benda maya)
o   S’ bertanda (+) bila bayngan terletak di depan cermin (bayangan nyata)
o   S’  bertanda (-) bila bayanga terletak di belakang cermin  bayangan maya)
o   F dan R bertanda (+) bila pusat lengkung cermin terletak didepan cermin
     (cermin lengkung)  dan ; F dan R bertanda (-) bila pusat lengkung cermin terletak di belakang cermin ( cermin cembung )
Cermin cekung bersifat konvergen, F (+).
Rumus cermin : 1/F = 1/s+1/s’
                           M  = s’/s
                                                  = h’/h
Keterangan : S = jarak benda
                     S’= jarak bayangan
                     F = jarak focus
                     R = 2F = jari – jari kelengkungan
                     h  = tinggi benda
Alat dan bahan :
·      Cermin cekung
·      Meja optic dan perangkatnya
·      Lilin dan korek api
Langkah kerja :
1.      Siapkan cermin cekung dan seperangkat meja optic
2.      Atur posisi cermin dan lilin seperti pada gambar
3.      Nyalakan lilin, letakkan di depan cermin pada jarak s = tak terhingga, carilah bayangannya
4.      Ukurlah jarak bayangan ( s’ ) dan amati sifat bayangannnya
5.      Ulangi untuk s = 30 cm, 40 cm, 50 cm
6.      Ulangi untuk cermin yang lain
7.      Masukkan hasil pengamatan dalam tabel
Tabel data:
No
S
S’
f
1
Tak hingga


2
30
18
10
3
40
15
10
4
50
14
10
5
60
12
10

Pertanyaan :
1.      Tentukan fokus cermin ( S = tak terhingga )
2.      Tentukan letak bayangan dengan menggunakan rumus 1/s+1/s’ =1/f
3.      Bagaiman sifat-sifat bayangan
4.      Jika letak benda semakin di dekatkan ke cermin bagaimana sifat bayanganny?
5.      Jika letak benda semakin diijauhkan dari cermin bagaimana sifat bayangannya?
Jawaban :
1.      Fokus cermin untuk S = tak hingga adalah 10
2.      Letak bayangan : 1/s+1/s’ = 1/F
a.1/30+1/s’ = 1/10
   S’ = 15
b.1/40+1/s’ = 1/10
   S’ = 13, 3
c.1/50+1/s’ =1/10
     S’ = 12, 5
                                                d.1/60+1/s’ = 1/10
S’ = 12
3.      3.sifat – sifat bayangannya maya, tegak , diperkecil
4.      sifat bayangan jika benda diletakkan didekat cermin adalah : maya , tegak,  
      di perbesar
5.      sifat bayangan jika benda diletakkan dijauhkan dari cermin cekung adalah :
      nyata, terbalik, diperkecil.
























PERCOBAAN GETARAN PADA ZAT CAIR

Tujuan :
Untuk mengetahui hubungan frekuensi ( f ) dengan panjang gelombang ( λ )
Dasar teori :
            Frekuensi adalah banyaknya getaran tiap detik
            Panjang gelombang adalah panjang satu bukit dan satu lembah, atau tiga rapatan dan 
            dua renggangan .
            Persamaan umum panjang gelombang :
                        λ = v / f
                        λ = vT
Alat dan bahan :
1.      Garputala 512, 426, 341, dan 288 Hz
2.      Air dan gelas
3.      Pemukul karet
Langkah kerja :
1.      Siapkan air dalam gelas penuh
2.      Pukullah garputala 512 hz dengan pemukul karet, lalu masukkan ke dalam air, amatilah besar kecilnya percikan air.
3.      Ulangi kegiatan tersebut untuk garputala 426, 341, dan 288 hz
4.      Masukkan hasil pengamatan ke dalam tabel berikut:
Tabel data:
Frekuensi
512 Hz
426 Hz
341 Hz
288 Hz
Percikan air
Sangat kecil
kecil
sedang
besar
Λ





Pertanyaan :
1.      Bagaimana percikan air jika frekuensi semakin rendah?
2.      Bagaimana percikan air jika frekuensi semakin tinggi?
3.      Bagaimana hubungan frekuensi dengan panjang gelombang?
4.      Bagaiman kesimpulan saudara?


Jawaban :

1.      Percikan air jika frekuensi semakin rendah adalah sangat besar
2.      Percikan air jika frekuensi semakin tinggi adalah sangat bkecil
3.      hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang selalu berbanding lurus
4.      Kesimpulan :
Berdasarkan pengamatan dan dasar teori yang ada, disini ada pertentangan.
Dimana kalau berdasakan dasar teori frekuensi selalu berbanding terbalik dengan panjang gelombang, sementara berdasarkan percobaan frekuensi berbanding lurus dengan panjang gelombang




















PERCOBAAN DISPERSI CAHAYA

Tujuan :
·      Untuk mengetahui letak bayangan pada prisma
·      Untuk mengetahui sudut disperse
·      Untuk mengetahui jalannya sinar prisma
Dasar teori :
            Prisma adalah alat yang dipakai untukk merefleksikan cahaya atau untuk memisahkan (dispersi) ke dalam warna spectral (warna pelangi) yang secara tradisional di buat dalam bentuk prismadengan dasar segitiga.
            Prisma juga merupakan salah satu benda bening yang dibatasi oleh dua bidang pembias yang saling berpotongan.
            Proses terjadinya pembiasan pada prisma di mulai dari sinar yang dating menuju bidang pembias (sinar yang merambat dari udara menuju kaca) dibiaskan menjadi garis normal.
Daya dispersi:
            Deviasi minimum warna merah Dm : (nm – 1) β
            Deviasi minimum warna ungu   Du  : ( nu – 1) β
            Selisih antara sudut deviasi minimum warna ungu dan sudut  deviasi warna merahdisebut daya dispersi prisma diberi symbol Φ
Φ = (nu – 1 ) β – ( nm – 1 ) β = ( nu – nm ) β
Perbandingan besaran-besaran dalam peristiwa disperse:
ü  sudut deviasi                     : Dm < Dj < Dk < Dh < Db < Dn < Du
ü  indeks bias                        : nm < nj < nk < nh < nb < nn < nu
ü  kecepatan rambat              : Vm < Vj < Vk < Vh < Vb < Vn < Vu
ü  frekuensi                           : fm < fj < fk < fh < fb < fn < fu
ü  panjang gelombang           : »m < λj < λk < λh <λb < λn < λu
Alat dan bahan :

1.      Kertas kuarto
2.      Kaca prisma
3.      Jarum pentul
4.      Busur

Langkah kerja :

1.      Letakan  lensa prisma di kertas kuarto, buatlah blok prisma
2.      Tancapkan dua jarum pentul di depan  lensa prisma dengan tempat sembarang
3.      Tancapkan lagi dua jarum pentul di sisi yang lain sehingga ke empat jarum pentul tersebut membentuk satu garis lurus
4.      Lepaskan lensa prisma, dan jarum pentul
5.      Buatlah garis dari dua jarum pentul disisi yang sama
6.      Buatlah garis norml
7.      Ukurlah sudut datangnya ( i ), dan sudut bias ( r ), serta sudut bias yang keluar dari lensa ( r’ )
8.      Ukurlah sudut dispersinya ( d )
9.     Masukkan hasil pengamatan dalam table pengamatan

Tabel  pengamatan

No
i
r
d
1
40
35
15
2
60
50
50
3
65
63
68
4
37
33
10

Pertanyaan :

1.      hitunglah sudut dispersi dengan rumus d = i + r - 600 !
2.      bandingkan d hasil pengamatan dengan d hasil perhitungan ?
3.      bagaimana kesimpulan saudara ?

Jawaban :

1. sudut dispersi ( d hasil perhitungan )
            a. sudut dispersi : d = i + r - 60
                                d = 40 + 35 – 60
                                d = 15
            b. sudut dispersi : d = 60 + 50 – 60
                                         d = 50
            c. sudut dispersi : d = 65 + 63 – 60
                                            = 68
            d. sudut dispersi : d = 37 + 33 – 60
                                            = 10
2. perbandingan d hasil pengamatan dan d hasil perhitungan :
            d hasil perhitungan nilainya hamper sama bahkan sama dengan hasil pengamatan

3. kesimpulan:
            Semakin besar sudut yang terbentuk, semakin besar jumlah sudutnya dan
            Semakin kecil sudut yang terbentuk maka semakin kecil pula jumlah sudutnya.

















PERCOBAAN ARCHIMEDES

Tujuan :
·      Untuk mengetahui besar gaya tekan iar ke atas
·      Untuk mengetahui volume benda
·      Untuk mengetahui massa jenis benda

Dasar  teori :
            Hukum Archimedes:
benda yang tercelup ke dalam fluida mengalami gaya ke atas seberat      fluida yang dipindahkan”.
           
            Fa = mf.g→ mf = ( massa jenis/ fluida )( volume)
                                 mf = ρf. V

                        Fa = ρf. G. V
                        Fa = gaya ke atas oleh fluida ( N )
                        Ρf  = massa jenis fluida ( kg m-3 )
                        V = volum benda yang tercelup ke dalam fluida ( m3)
                        G = grafitasi ( kg m -2)

            Hukum Archimedes banyak diterapkan dalam bidang teknologi : kapal laut, galangan kapal, balon udara, hydrometer dan sebagainya.
Alat dan bahan :
1.      Gelas ukur
2.      Benda/ beban
3.      Neraca
4.      Air
5.      Benang
Langkah percobaan :

1.      Siapkan gelas ukur, lalu isilah dengan air, catat volume air mula-mula
2.      Timbanglah benda dengan pegas catat massa benda
3.      Celupkan benda tersebut ke dalam gelas ukur yang sudah terisi air, catat berapa volume airnya, dan berapa massa benda setelah dimasukan ke dalam air
4.      Masukkan hasil pengamatan ke dalam table pengamatan
   5.     Ulangi untuk benda yang lain
Table pengamatan :
no
benda
Volume air mula-mula ( v0)
Volume air setelah benda dimasukkan ( v1)
V= (v1)-(v0)
Massa benda mula-mula (m0)
Massa benda di air (m1)
M = (m0)-(m1)
M/v

ρ = m/ v

1
1
400 Ml
435 Ml
35 Ml
50  gr
30 gr
20 gr
O,75
3,75  gr/ml

2
2
400 Ml
430 Ml
30 Ml
100 gr
80
20 gr
0,66
1,25 gr/ml

3
3
400 Ml
425 Ml
25 Ml
30 gr
20 gr
10 gr
0,4
2,5 gr/ml

4
4
400 Ml
450 Ml
50 Ml
100 gr
80 gr
20 gr
0,4
2,91 gr/ml




1,87 gr/ml





















Pertanyaan :
1.      Hitunglah volume masing-masing benda!
2.      Hitunglah besar gaya tekan ke atas untuk masing-masing benda!
3.      Hitunglah massa jenis benda (ρ = m/v )
Jawaban :
1.      Volume masing-masing benda

a. V1     = V1-V0
 = 435 - 400
 = 35 ml
b. V2       =  V1 – V0
             = 430 - 400
             = 30 ml
c. V3     = V1 – V0
             =425 -400
             = 25 ml
d. V4       = V1 – V0
             = 450 - 400
             = 50 ml
            2. Besar Gaya tekan ke atas untuk masing – masing benda

a. Benda 1              = F = Δm
                   = 50 - 30
                  =  20 gr
b. Benda 2              =  F = Δm
                               =  100 - 80
                               =   20 gr
c. Benda 3             = F = Δm
                               = 30 - 20
                              = 10 gr
d. Benda 4             = F = Δm
                              = 100 - 80
                              = 20 gr

3. Massa jenis benda

a. Benda 1     = ρ = m / V
           = 20 : 35
           = 0,75
b. Benda 2      =  ρ = m / V
                       = 20 : 30
                       = 0,66
c. Benda 3      = ρ = m / V
                       = 10 : 25
                       = 0,4
d. Benda 4     = ρ = m / V
                      = 20 : 50
                      = 0,4












































0 komentar:

Posting Komentar